Pemuja senja
Setia menanti siluet indah
mempesona
Duduk terdiam
Tenggelam dalam khayal masing-masing saat perlahan bulatan
orange itu kembali ke sangkarnya
Tanpa dikomando
Tatapan kita beradu, tersenyum simpul penuh makna
Dulu memang aku penikmat hangatnya
Tapi tak lagi ketika senja banyak bercerita tentangmu
Sedang tak bisa menikmati bayangmu
Pandangnya yang teduh jadi angkuh
Konyol memang, hanya karna ku tak bisa merengkuhmu karna
batasan daya
Aku jadi mengabaikannya
Mau dikata apa, jika yang ku rasa demikian adanya
Aku tak bisa lagi menikmatinya
Bukan tak bisa
Namun “enggan”
Bukankah malam lebih tenang
0 komentar:
Posting Komentar